10/11/2018

My Bahiya


Pasuruan, 6 November 2018

"Kullu nafsin daa'iqotul maut" salah satu ayat yang wajib selalu direnungkan oleh setiap manusia. Nasihat paling ampuh untuk mengingatkan para manusia berakal agar selalu sadar bahwa hidup di dunia hanya seperti "halte", mampir saja, bukan tinggal selamanya. Karena tujuan kita hanya untuk akhirat, mengharap ridho Allah SWT dengan taat beribadah.

Setiap pernikahan tentu menginginkan kebahagiaan, namun kebanyakan setiap orang lupa bahwa kita juga harus siap menghadapi kesedihan. Dan kita harus yakin, kesedihan tersebut tentu mengandung hikmah yang belum tentu kita memahaminya.

Amanah untuk menjadi orang tua, mungkin belum bisa kami dapatkan saat itu. Meskipun kadang ada rasa kecewa, menyesal, atau apapun pikiran buruk yang menghinggapi pikiran, kita harus selalu berhusnudzon kepada sang Maha Pencipta. Bermula dari diagnosa awal terkena pre-ekslampsia, yang mengharuskan saya mendapat penanganan khusus dan langsung dirujuk ke rumah sakit umum. Ini terjadi saat memasuki usia kehamilan bulan ke-8, kurang sedikit lagi sudah masuk HPL, tapi takdir berkata lain. Setelah menjalani perawatan intensif di ruang ICU, saya harus dioperasi. Tegang dan takut, perasaan campur aduk, saya tidak pernah membayangkan sebelumnya harus masuk ruang operasi dengan perasaan terpaksa seperti ini. 

Operasi dilakukan dengan bius total, alhamdulillah bayi perempuan saya selamat, tapi langsung masuk ruang NICU. Tidak seperti ibu lainnya, saya bisa bertemu langsung sekitar 4 hari setelahnya, dengan kondisi yang tidak mampu saya jelaskan. Selama 12 hari saya memerah ASI, saya belum bisa menyusuinya secara langsung. Saya pulang dari rumah sakit, tapi bayi masih di rumah sakit. Selama semingguan lebih suami bolak balik mengantar asi perah untuk bayi kami. Saya hanya bertemu sekitar 4 kali, 3 kali di ruang NICU, dan yang terakhir ketika akan dimakamkan. Lahir prematur dan banyak indikasi dari dokter, ada organ yang belum siap, tapi apapun penyebabnya ini semua sudah takdir. Kita tidak boleh menyalahkan siapapun dan tentunya harus ikhlas :)

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un", terimakasih sudah pernah hadir di kehidupan kami, nak. Semoga nanti kita bisa berkumpul kembali di surga, 
Aiza Bahiya Assidqiya,
Aiza = Mulia, Perkasa
Bahiya = Cantik, Rupawan
Assidqiya = Jujur, Benar

Surat Cinta dari Aunty Azri Zakkiyah (9 Mei 2018):
Ananda Bahiya, belahan jiwaku yang lainnya..
Wangi kau, bunga surga..
Hari ini harusnya sudah satu selapan usiamu, Nak. Masih suka tidak ikhlas memang. Masih sering gemetar kalau ingat kejadiannya. Masih tidak terima. Sering juga menimbulkan ketakutan dan paranoid berlebih. Kerap tumbuh keinginan untuk sebuah kebahagiaan sempurna. Seandainya begini, seandainya begitu.
Bahiya sudah melatihkan keikhlasan dan kepasrahan. Mengembalikan jiwa2 di sekitarnya pada akar aqidah, yaitu keimanan bahwa semua milikNya. Semua kejadian adalah kehendak sesuka-suka Dia. 
Konon, setiap luka pasti sembuh. Mudah2an segera terlihat cahaya hikmah dan ibrah. Serta kesadaran bahwa kebahagiaan yang ada sesungguhnya sudah sempurna.
Mudah2an kita dan anak2 kita semua diberikan afiyat, panjang umur fi tho'atillah, selamat dunia akhirat, selalu dilindungi Allah SWT. Bismillah.. Bismillah. 🙏


"Makam Bahiya di Pandaan, Jawa Timur"

No comments:

Post a Comment