Assalamu'alaikuuuum, Selamat pagi/siang/sore/malem :D
Duuh lama banget aku nggak nulis blog, hampir setahun bro! Di tahun 2017 ini, alhamdulillaaah aku udah ganti status, yang dulunya fresh graduate, sekarang jadi mahasiswa lagi :)) Syukurillah, terima kasih banyak LPDP yang udah ngasih kesempatan buat menimba ilmu lagi. Jujur aja nih, dari kecil nggak punya bayangan bisa sekolah sampai magister, karena aku memang terlahir di keluarga pedagang yang pendidikan terakhirnya rata-rata SMP, dan nggak nyangka banget bisa lanjut ke UGM. Pas masih jaman kuliah S1 sih udah punya impian pengen lanjut ke luar negeri, tapi apa mau dikata takdirnya cuma pindah propinsi aja hehe.
1. Daftar Magister Hukum di UGM
Oya, aku mau cerita sedikit pengalamanku pas pendaftaran di UGM, buat kalian yang lanjut magister hukum khususnya, kalian harus selalu update info jadwal pedaftaran. Kalau prodi ku sih dibuka tiap semester, aku daftar pas semester genap, tepatnya bulan Januari 2017. Prosesnya cepet banget dari daftar online sampe wawancara dan pengumuman. Kita harus udah punya akun di um.ugm.ac.id. Nah yang bikin beda dari pendaftaran sebelumnya, kita harus minta rekomendasi dosen/atasan secara online. Jadi yang ngasih rekomendasi harus ngisi sendiri form rekomendasinya, kalau dulu kan biasanya nulis/ketik. Mungkin pertimbangan UGM dibuat online biar nggak ada yang curang, soalnya rekomendasi itu langsung dikirim ke email pemberi rekomendasi. UGM mengharuskan 2 rekomendasi, jadi ya siap-siap aja harus super aktif buat ngelobby dosen, hehe. Trus untuk persyaratan lain seperti surat pernyataan bermaterai harus kalian sipain jauh-jauh hari tentunya, bisa langsung dibuka di web ya. Untuk biaya pendaftaran tahun 2017 kemarin sebesar 750.000 rupiah yang bisa dibayarkan via teller, ATM, atau Internet Banking.
Sebelum sesi wawancara, kita harus nyerahin berkas-berkas yang diminta. Waktu hari H wawancara, kita disuruh ngisi presensi dulu baru setelah itu nunggu dipanggil. Pewawancara ada di tiga ruangan terpisah, tapi kita cuma dikasih 1 pewawancara, waktu itu aku ditanyain tentang sumber pendanaan kuliah, rencana tema tesis yang mau ditulis, sama keberadaan sodara di Jogja, oya sama motivasi kenapa mau lanjut kuliah. Pokoknya dibuat santai aja sih nggak perlu tegang. Setelah itu baru deh nunggu pengumuman.
2. Masa Perkuliahan di Magister Hukum Bisnis UGM
FYI, di Magister Hukum (MH) ada dua program studi, Bisnis dan Kenegaraan. Aku memilih Bisnis karena background S1 ku Hukum Bisnis Syariah di UIN Malang. Pengalamanku kuliah tiga semester selama ini sangat berbeda jika dibanding S1 dulu, kalau S2 mungkin lebih santai tapi serius. Santai dalam hal jam perkuliahan karena di MH ini jadwal kuliahnya cuma di hari Kamis, Jumat, Sabtu. Serius tentu pada saat kuliah, dosen-dosennya lebih profesional dan mampu mentransfer ilmunya dengan baik, karena diantara mereka juga ada yang praktisi selain akademisi. Salah satu kelebihan kuliah disini, kita tidak hanya mendapatkan teori tapi juga skill, diantaranya adalah mata kuliah Legal Opinion/Legal Due Diligence dimana mahasiswa diharapkan mampu menganalisis suatu perjanjian yang kemudian membuat opini hukumnya. Dari segi fasilitas pembelajaran tentu tidak diragukan lagi, sangat lengkap dan nyaman. Ditambah lagi dengan keberagaman background mahasiswa S2 dari yang baru lulus sampai yang punya pengalaman belasan tahun kerja lalu memilih resign untuk melanjutkan studi. Mata kuliah wajib maupun pilihan harus ditempuh dalam waktu tiga semester dan bisa dilakukan pengulangan jika diperlukan (misalnya hasil tidak sesuai harapan atau ingin mengulang belajar agar lebih mantab dan hafal), semester 4 fokus untuk penulisan tesis. Untuk lebih jelasnya, bisa langsung mengunjungi web ini ya http://law.ugm.ac.id/pasca/magister-hukum/ .
Mungkin cukup penjelasan singkat ini, kalau butuh tanya-tanya bisa langsung comment disini ya :)